Tips Menjaga Ketakwaan
M |
emasuki bulan Ramadhan, kebiasaan-kebiasaan buruk tiba-tiba berhenti, berganti dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang syarat dengan nilai-nilai pengabdian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketika itu setiap Muslim berubah menjadi lebih tekun beribadah, khusyuk berdoa, lembut hatinya, mau berbagi dengan sesama. Inilah keistimewaan Ramadhan dalam membentuk kepribadian Islam sekaligus masyarakat Muslim.
Ketika itu setiap Muslim berubah menjadi lebih tekun beribadah, khusyuk berdoa, lembut hatinya, mau berbagi dengan sesama. Inilah keistimewaan Ramadhan dalam membentuk kepribadian Islam sekaligus masyarakat Muslim.
Sayangnya, hal itu seringkali berlaku hanya selama Ramadhan saja. Ketika bulan Syawal tiba, disusul bulan-bulan berikutnya, sifat-sifat baik itu lenyap. Masyarakat kembali pada budaya jahiliyah.
Ketika seorang Mukmin merasakan buahnya Ramadhan, ia melihat jalan kebenaran yang indah untuk dilalui. Ia pun bertekad untuk meninggalkan jalan keburukan yang pernah dilaluinya.
Namun, tekad itu seringkali melemah, bahkan pupus di tengah jalan begitu datang bulan-bulan berikutnya. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Tantangan
Ada banyak hal yang biasanya menjadi sumber penyebab tidak dapat direalisasikannya tekad untuk menjaga ketakwaan, antara lain:
1.Kurang kuatnya komitmen
2. Menunda-nunda amal shaleh
3. Lalai
4. Tidak mau berjamaah
Tips Menjaga Ketakwaan
Nah, bagaimana cara mempertahankan nilai-nilai takwa yang telah kita peroleh selama bulan Ramadhan? Bagaimana caranya membuat amalan kita di bulan-bulan berikutnya akan sekualitas Bulan Ramadhan? Berikut ini beberapa tipsnya.
1. Lakukan muhasabah setelah Ramadhan
Sangat penting bagi setiap diri untuk melakukan muhasabah (mengevaluasi diri) pasca Ramadhan. Muhasabah ini bisa saja dilakukan secara pribadi, tetapi akan lebih baik jika dilakukan bersama orang-orang terdekat.
Apa saja yang dievaluasi? Di samping keimanan yang bersifat pribadi, juga perkembangan iman dan amal shaleh dilakukan secara sosial, dalam lingkup keluarga, halaqah, komunitas masyarakat, atau organisasi.
2. Buatlah komitmen bersama keluarga
Melakukan muhasabah saja belumlah cukup jika tidak ditindaklanjuti dengan komitmen diri serta orang-orang terdekat untuk melanjutkan amalan-amalan positif dan mencegah perbuatan negatif agar tiidak berkembang secara individu maupun sosial pada bulan-bulan berikutnya.
3. Susunlah program rutin setelah Ramadhan
Agar komitmen lebih mudah dilaksanakan dan dievaluasi perkembangannya, kita perlu mewujudkannya dalam bentuk program kebajikan. Pertama, yang perlu ditetapkan adalah target perubahan yang ingin dicapai dalam waktu satu tahunke depan. Selanjutnya, susunlah program rutin harian, mingguan serta bulanan.
Contoh :
a. Program harian : shalat berjamaah, membaca al-Qur’an, berzikir kepada Allah setiap pagi, petang, malam dan shalat lail.
b. Program mingguan : mengikuti pembinaan Islam, shalat Jumat, halaqah taklim, silaturrahim, dan berinfak.
c. Program bulanan : puasa yaumul biidh (tanggal 13,14 dan 15) setiap bulan Qamariyah.
4. Berkumpullah dengan orang-orang shaleh
Kebajikan akan lebih terasa ringan dna mudah jika dilakukan bersama-sama dengan orang lain, terutama orang-orang terdekat yang memiliki kesamaan fikrah.
Menegakkan kebajikan dalam keluarga memerlukan dukungan anggota keluarga yang lain. Menegakkan kebajikan dalam organisasi memerlukan dukungan para pengurus dan anggota jamaah yang lain. Demikian juga dalam masyarakat yang lebih kompleks.
Ini karena kita tidak bisa bekerja sendiri. Kita perlu berkumpul bersama-sama orang-orang yang shaleh. Berkumpul bersama mereka, diri kita akan terjaga. Keinginan kita untuk menegakkan kebajikan akan mendapatkan dukungan, dan kita akan diingatkan manakala sedang tergelincir.
5. Tetaplah untuk menambah ilmu
Majelis ilmu seperti taklim, kuliah subuh dan tarawih, pesantren kilat, kajian i’tikaf, bermunculan di masjid-masjid, kampus-kampus, atau perkantoran, selama bulan Ramadhan. Sebelum Ramadhan, juga banyak diselenggarakan tarhib (penyambutan).ini semua membuat ghirah umat untuk menambah ilmu sngat besar.
Alangkah bagusnya jika kegiatan-kegiatan seperti itu tidak berhenti dengan berakhirnya Ramadhan. Jika kegiatan seperti itu terus dilakukan di berbagai tempat, insya Allah masyarakat akan semakin memahami ajaran agamanya.
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar