Minggu, 18 Juli 2010

Mutiara Sahabat

Nyaris tidak
Sholat Subuh
kecuali dengan wudhu yang dipakai untuk sholat Isyak

      Salah satu barokah hidup bersama orang-orang soleh adalah, mereka mampu memberi nasihat dan pencerahan hati bagi orang yang duduk bersamanya. Sekedar melihat seorang teman yang soleh akan  memberi cahayya kesolehan yang berbeda dalam diri orang yang melihatnya. Sebagaimana yang Rasulullah beritahukan "Sebaik-baik sahabat adalah orang yang bila engkau melihatnya , menjadikanmu mengingati Allah",

    Ada seorang salaf berkata, "Jika aku merasa kegelisahan hati, maka aku segera pergi dan melihat wajah Muhammad bi Wasi". (Nuzhatul Fudhala, 1/526) Ibnu Mubarak juga menyebut, "Jika aku melihat wajah Fudhail bin Iyadh, aku biasanya menangis".

    Salah satu langkah peningkatan diri adalah dengan melihat orang lain yang lebih tinggi kadar ibadah, zuhud, jihad dan ilmunya. Merekalah yang akan memperngaruhi zuhud kita, ibadah dan jihad kita. Salah satu prinsip yang di pegang oleh orang-orang soleh terdahulu, bertemu dengan saudaranya adalah bekal spirit yangg dapat membekali kebangkitan ruhani.

    Seorang ulama fiqih di Mesir yang wafat dalam tahun 191 H mengisahkan, "Aku pernah mendatangi Imam Malik sebelum waktu fajar. Aku tanyakan dia dua masalah, tiga masalah, empat masalah, dan aku benar-benar melihatnya dalam suasana lapang. Kemudian aku datang kepadanya hampir setiap waktu subuh.

    Kadangkala karena penat, mataku terkatup dan aku tertidur. Ketika Imam Malik keluar ke masjid aku tidak mengetahuinya. Kemudian aku dibangunkan oleh pembantunya sambil berkata, "Gurumu tidak tidur seperti kamu. Padahal ketika usianya telah mencapai empat puluh sembilan tahun. Setahu aku beliau nyaris tidak sholat subuh kecuali dengan wudhu yang dipakai untuk sholat isyak". (Tartibul Madarik, 3/250)

    Salah seorang salafussoleh bercerita, "Aku pernah bangun pada waktu sahur untuk mempelajari Al-Quran kepada Ibnu Akram, seorang ulama Damsyik. Tapi ternyata kehadiranku telah didahului oleh kira-kira tiga puluh orang. Dan aku belum mendapat giliran sampai datang waktu Asar. (Nuzhatul Fudhala, 2/1145).

    Menanti giliran membaca dua halaman Al-Quran dari sebelum fajar hingga waktu Asar. Kedatangannya sebelum fajarpun telah didahului lebih kurang tiga puluh orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar